Dalam membicarakan peranan kepemimpinan, telah ada berbagai teori atau pendekatan seperti, teori sifat, teori perilaku dan kontingensi. Teori-teori tersebut pada prinsipnya mengungkapkan pendapat bagaimana seorang pemimpin berhasil menggerakan bawahan, yang ditinjau dari sudut pandangan mereka yang berbeda satu sama lain.
Sedangkan untuk memahami peranan
kepemimpinan, tidak lain merupakan satu pendekatan yang lebih banyak ditekankan
kepada sederetan tugas-tugas yang perlu dilaksanakan oleh setiap pemimpin,
yaitu hubungan timbal balik antara pemimpin dengan bawahan, yang dalam kerangka
manajemen disebut leadership function.
Jadi apabila dikaitkan dengan pendapat Fiedler, teori kepemimpinan pada
hakekatnya berpengaruh dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang menyangkut
tiga masalah pokok kepemimpinan, yaitu : how
one becomes a leader, how leaders behave, dan yang terakhir, what makes the leaders effective.
Dengan demikian peranan seorang
pemimpin, akan tampil ke dalam berbagai hal yang lebih khusus (more specialized) dari pada peranan
seorang manager. Sebab peranan seorang pemimpin pada dasarnya merupakan uraian
tugas dan tanggungjawab kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajer, seperti
diuraikan oleh Stoner dan Mintzberg.
Ada beberapa teori tentang
peranan kepemimpinan (leadership
function). Diantaranya adalah pendapat yang dikemukakan oleh Koontz et al, yang secara ringkas dirumuskan
sebagai berikut :
Fungsi kepemimpinan “ ....... adalah mengajak atau menghimbau semua
bawahan atau pengikut agar dengan penuh kemauan untuk memberikan sumbangan
dalam mencapai tujuan organisasi sesuai dengan kemampuan para bawahan secara
maksimal”.
Berdasarkan definisi tersebut,
paling tidak ada tiga hal pokok yang memberikan ciri terhadap fungsi
kepemimpinan, yaitu :
- Kemampuan untuk memahami bahwa manusia itu pada hakikatnya memiliki kekuatan motivasi dalam waktu yang bervariasi serta situasi yang bebeda-beda.
- Kemampuan untuk menimbulkan semangat.
- Kemampuan untuk berbuat dengan cara tertentu, sehingga menciptakan suatu suasana yang merangsang lahirnya suatu respon atau motivasi.
Pendapat lain yang menarik
tentang peranan kepemimpinan diungkapkan oleh H.G.Hicks dan C.R. Gullett dalam
buku yang berjudul Organization : Theory
and Behaviors.
Keduanya berpendapat bahwa
peranan pemimpin yaitu bersikap adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya
tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi,
sumber inspirasi, dan mau menghargai.
Masing-masing peranan atau fungsi
tersebut sebagai berikut :
- Bersikap adil (arbitrating)
Dalam
kehidupan organisasi apapun, rasa kebersamaan diantara para anggotanya adalah
mutlak. Sebab rasa kebersamaan pada hakikatnya merupakan pencerminan dari
kesepakatan antar sesama bawahan, maupun antar pemimpin dengan bawahan, dalam
mencapai tujuan organisasi. Tetapi dalam hal-hal tertentu mungkin akan terjadi
ketidaksesuaian/ timbul persoalan dalam hubungan diantara para bawahan. Apabila
diantara mereka tidak bisa memecahkan persoalan tersebut, pemimpin perlu turun
tangan untuk segera menyelesaikan. Dalam hal memecahkan persoalan hubungan
diantara bawahan, pemimpin harus bertindak adil dan tidak memihak.
- Memberikan sugesti (suggesting)
Sugesti bisa
disebut saran atau anjuran. Dalam rangka kepemimpinan, sugesti merupakan
kewibawaan atau pengaruh yang seharusnya mampu menggerakan hati orang lain.
Sugesti mempunyai peranan yang sangat penting dalam memelihara dan membina rasa
pengabdian, partisipasi dan harga diri, serta rasa kebersamaan diantara para
bawahan.
- Mendukung tercapainya tujuan (supplying objectives)
Tercapainya
tujuan organisasi tidak terjadi secara otomatis, melainkan harus didukung oleh
berbagai sumber. Oleh sebab itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam
arti mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta pendayagunaan sumberdaya
manusianya secara optimal, perlu disiapkan sumber pendukungnya yang memadai
seperti : mekanisme dan tata kerja, sarana, serta sumber yang lain.
- Katalisastor (catalysing)
Secara
kimiawi, arti kata “katalis” atau “katalisator” ialah sat yang tidak ikut
bereaksi, tetapi mempercepat reaksi (kimia). Dalam dunia kepemimpinan, seorang
pemimpin dikatakan berperan sebagai seorang katalisator apabila pemimpin
tersebut berperan selalu meningkatkan penggunaan segala sumberdaya manusia yang
ada, berusaha memberikan reaksi yang memberikan semangat dan daya kerja cepat
dan semaksimal mungkin, serta selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa
perubahan.
- Menciptakan rasa aman (providing security)
Setiap
pemimpin berkewajiban menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. Fungsi ini
hanya dapat dilaksanakan apabila setiap pemimpin selalu mampu memelihara
hal-hal yang positif, sikap optimisme dalam menghadapi setiap permasalahan,
sehingga dengan demikian dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa
aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, dan merasa memperoleh
jaminan keamanan dari pimpinan.
- Sebagai wakil organisasi (representing)
Setiap bawahan
yang bekerja pada unit organisasi apapun selalu memandang atasan atau
pemimpinnya mempunyai peranan dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih kepemimpinan
yang menganut prinsip “keteladanan atau panutan”. Seorang pemimpin adalah
segala-galanya, oleh karenanya segala perilaku, perbuatan dan kata-katanya akan
selalu memberikan kesan tertentu terhadap organisasinya. Penampilan dan
kesan-kesan positif seorang pemimpin akan memberikan gambaran yang positif pula
terhadap organisasi yang dipimpinnya. Dengan demikian setiap pemimpin tidak
lain juga diakui sebagai tokoh yang mewakili dalam segala hal dari organisasi
yang dipimpinnya.
- Sumber inspirasi (inspiring)
Seorang
pemimpin pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para bawahannya. Oleh
karena itu setiap pemimpin harus selalu dapat membangkitkan semangat para
bawahan, sehingga para bawahan menerima dan memahami tujuan organisasi secara
antusias, dan bekerja secara efektif ke arah tercapainya tujuan organisasi.
- Bersikap menghargai (praising)
Setiap orang
pada dasarnya menghendaki adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain.
Demikian pula setiap bawahan dalam suatu organisasi memerlukan adanya pengakuan
dan penghargaan dari atasannya. Oleh karena itu, menjadi kewajiban pemimpin
harus mau memberikan penghargaan atau pengakuan dalam bentuk apapun kepada
bawahannya.
No comments:
Post a Comment