"SELAMAT DATANG DI BLOG INI - SEMOGA ANDA MENDAPATKAN APA YANG ANDA CARI DI SINI"

Saturday, June 8, 2013

Fungsi dan peran seorang pemimpin





Dalam membicarakan peranan kepemimpinan, telah ada berbagai teori atau pendekatan seperti, teori sifat, teori perilaku dan kontingensi. Teori-teori tersebut pada prinsipnya mengungkapkan pendapat bagaimana seorang pemimpin berhasil menggerakan bawahan, yang ditinjau dari sudut pandangan mereka yang berbeda satu sama lain.

Sedangkan untuk memahami peranan kepemimpinan, tidak lain merupakan satu pendekatan yang lebih banyak ditekankan kepada sederetan tugas-tugas yang perlu dilaksanakan oleh setiap pemimpin, yaitu hubungan timbal balik antara pemimpin dengan bawahan, yang dalam kerangka manajemen disebut leadership function. Jadi apabila dikaitkan dengan pendapat Fiedler, teori kepemimpinan pada hakekatnya berpengaruh dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang menyangkut tiga masalah pokok kepemimpinan, yaitu : how one becomes a leader, how leaders behave, dan yang terakhir, what makes the leaders effective.

Dengan demikian peranan seorang pemimpin, akan tampil ke dalam berbagai hal yang lebih khusus (more specialized) dari pada peranan seorang manager. Sebab peranan seorang pemimpin pada dasarnya merupakan uraian tugas dan tanggungjawab kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajer, seperti diuraikan oleh Stoner dan Mintzberg.

Ada beberapa teori tentang peranan kepemimpinan (leadership function). Diantaranya adalah pendapat yang dikemukakan oleh Koontz et al, yang secara ringkas dirumuskan sebagai berikut :

Fungsi kepemimpinan “ ....... adalah mengajak atau menghimbau semua bawahan atau pengikut agar dengan penuh kemauan untuk memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi sesuai dengan kemampuan para bawahan secara maksimal”.

Berdasarkan definisi tersebut, paling tidak ada tiga hal pokok yang memberikan ciri terhadap fungsi kepemimpinan, yaitu :

  1. Kemampuan untuk memahami bahwa manusia itu pada hakikatnya memiliki kekuatan motivasi dalam waktu yang bervariasi serta situasi yang bebeda-beda.
  2. Kemampuan untuk menimbulkan semangat.
  3. Kemampuan untuk berbuat dengan cara tertentu, sehingga menciptakan suatu suasana yang merangsang lahirnya suatu respon atau motivasi.
Pendapat lain yang menarik tentang peranan kepemimpinan diungkapkan oleh H.G.Hicks dan C.R. Gullett dalam buku yang berjudul Organization : Theory and Behaviors.

Keduanya berpendapat bahwa peranan pemimpin yaitu bersikap adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan mau menghargai.

Masing-masing peranan atau fungsi tersebut sebagai berikut :

  1.   Bersikap adil (arbitrating)
Dalam kehidupan organisasi apapun, rasa kebersamaan diantara para anggotanya adalah mutlak. Sebab rasa kebersamaan pada hakikatnya merupakan pencerminan dari kesepakatan antar sesama bawahan, maupun antar pemimpin dengan bawahan, dalam mencapai tujuan organisasi. Tetapi dalam hal-hal tertentu mungkin akan terjadi ketidaksesuaian/ timbul persoalan dalam hubungan diantara para bawahan. Apabila diantara mereka tidak bisa memecahkan persoalan tersebut, pemimpin perlu turun tangan untuk segera menyelesaikan. Dalam hal memecahkan persoalan hubungan diantara bawahan, pemimpin harus bertindak adil dan tidak memihak.

  1.   Memberikan sugesti (suggesting)
Sugesti bisa disebut saran atau anjuran. Dalam rangka kepemimpinan, sugesti merupakan kewibawaan atau pengaruh yang seharusnya mampu menggerakan hati orang lain. Sugesti mempunyai peranan yang sangat penting dalam memelihara dan membina rasa pengabdian, partisipasi dan harga diri, serta rasa kebersamaan diantara para bawahan.

  1.   Mendukung tercapainya tujuan (supplying objectives)
Tercapainya tujuan organisasi tidak terjadi secara otomatis, melainkan harus didukung oleh berbagai sumber. Oleh sebab itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam arti mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta pendayagunaan sumberdaya manusianya secara optimal, perlu disiapkan sumber pendukungnya yang memadai seperti : mekanisme dan tata kerja, sarana, serta sumber yang lain.

  1.   Katalisastor (catalysing)
Secara kimiawi, arti kata “katalis” atau “katalisator” ialah sat yang tidak ikut bereaksi, tetapi mempercepat reaksi (kimia). Dalam dunia kepemimpinan, seorang pemimpin dikatakan berperan sebagai seorang katalisator apabila pemimpin tersebut berperan selalu meningkatkan penggunaan segala sumberdaya manusia yang ada, berusaha memberikan reaksi yang memberikan semangat dan daya kerja cepat dan semaksimal mungkin, serta selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.

  1.   Menciptakan rasa aman (providing security)
Setiap pemimpin berkewajiban menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. Fungsi ini hanya dapat dilaksanakan apabila setiap pemimpin selalu mampu memelihara hal-hal yang positif, sikap optimisme dalam menghadapi setiap permasalahan, sehingga dengan demikian dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, dan merasa memperoleh jaminan keamanan dari pimpinan.

  1.   Sebagai wakil organisasi (representing)
Setiap bawahan yang bekerja pada unit organisasi apapun selalu memandang atasan atau pemimpinnya mempunyai peranan dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih kepemimpinan yang menganut prinsip “keteladanan atau panutan”. Seorang pemimpin adalah segala-galanya, oleh karenanya segala perilaku, perbuatan dan kata-katanya akan selalu memberikan kesan tertentu terhadap organisasinya. Penampilan dan kesan-kesan  positif seorang pemimpin  akan memberikan gambaran yang positif pula terhadap organisasi yang dipimpinnya. Dengan demikian setiap pemimpin tidak lain juga diakui sebagai tokoh yang mewakili dalam segala hal dari organisasi yang dipimpinnya.

  1.   Sumber inspirasi (inspiring)
Seorang pemimpin pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para bawahannya. Oleh karena itu setiap pemimpin harus selalu dapat membangkitkan semangat para bawahan, sehingga para bawahan menerima dan memahami tujuan organisasi secara antusias, dan bekerja secara efektif ke arah tercapainya tujuan organisasi.

  1.   Bersikap menghargai (praising)
Setiap orang pada dasarnya menghendaki adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Demikian pula setiap bawahan dalam suatu organisasi memerlukan adanya pengakuan dan penghargaan dari atasannya. Oleh karena itu, menjadi kewajiban pemimpin harus mau memberikan penghargaan atau pengakuan dalam bentuk apapun kepada bawahannya.



No comments:

Post a Comment

Kata Bijak :