"SELAMAT DATANG DI BLOG INI - SEMOGA ANDA MENDAPATKAN APA YANG ANDA CARI DI SINI"

Wednesday, July 17, 2013

Tanda-tanda seorang pemimpin dunia




KAJIAN BUDHA : 


TANDA – TANDA SEORANG PEMIMPIN DUNIA


Para Bhikkhu, seorang Maha Purisa (manusia agung/ pemimpin dunia) memiliki 32 tanda (Lakkhana). Bagi Maha Purisa yang memiliki 32 Lakkhana ini hanya ada dua kemungkinan cara hidupnya dan tidak ada yang lain.

Jika ia hidup sebagai manusia biasa, maka ia akan menjadi raja dunia/ pemimpin dunia (cakkavati), raja berdasarkan raja dhamma, penguasa empat penjuru dunia, penakluk dan pelindung dunia. Memiliki anak atau keturunan yang gagah perkasa dan penakluk musuh. Ia akan menaklukan muka bumi bukan dengan pedang, namun dengan kebenaran.

“Jika ia meninggalkan kehidupan duniawi dan tanpa berumah tangga (papbaja), maka ia akan menjadi Arahat Samma Sambuddha” (kutipan dari LAKKANA SUTTA, penjelasan Sang Bhagava kepada para Bhikkhu di Jetavana tentang Manusia Agung/ Maha Purisa).

“Pemimpin dunia”, mungkin kata ini terlalu abstrak di pendengaran kita.  Seorang pemimpin dunia bisa diartikan sebagai seorang yang bisa dan mampu dalam memimpin kehidupan dunia serta dihormati dan disegani oleh orang yang dipimpinnya. Menjadi pemimpin dunia, bukanlah hal yang mudah, bahkan negara adikuasa seperti Amerika Serikat yang dikategorikan sebagai negara paling maju di dunia belum bisa melahirkan seorang pemimpin dunia. Lalu, mungkin akan timbul bertanyaan : “Bagaimana ciri dari pemimpin dunia yang dimaksud?”

Sesuai dengan Lakkhana Sutta, ada 32 ciri/ tanda dari seorang pemimpin dunia, yaitu:
  1. Telapak kaki rata (suppatithita-pado);
  2. Pada telapak kakinya terdapat cakra dengan seribu jeruji, lingkaran dan pusat dalam bentuk sempurna;
  3. Tumit yang bagus (ayata-panhi);
  4. Jari-jari panjang (digha-anguli);
  5. Tangan dan kaki yang lembut serta halus;
  6. Tangan dan kaki bagaikan jala (jala hattha-pado);
  7. Pergelangan kaki yang agak tinggi (ussankha-pado);
  8. Kaki bagaikan kaki Kijang (eni-janghi);
  9. Kedua tangan dapat menyentuh atau menggosok kedua lutut tanpa membungkukkan badan;
  10. Kemaluan terbungkus selaput (kosohitavattha-guyho);
  11. Kulitnya bagaikan perunggu berwarna emas (suvanna-vanno);
  12. Kulitnya sangat lembut dan halus;
  13. Pada setiap pori kulit ditumbuhi sehelai bulu roma;
  14. Rambut yang tumbuh pada pori-pori berwarna biru-hitam;
  15. Potongan tubuh yang agung (brahmulu-gatta);
  16. Tujuh tonjolan (sattusa-do) yaitu pada kedua tangan, kedua kaki, kedua bahu, dan badan;
  17. Dada bagaikan dada singa (sihapubbaddha kayo);
  18. Pada kedua bahunya tidak ada lekukan (citantaramso);
  19. Tinggi badan sama dengan panjang rentangan kedua tangan;
  20. Dada yang sama lebarnya;
  21. Indra perasa sangat peka;
  22. Rahang bagaikan rahang singa;
  23. Empat puluh buah gigi;
  24. Gigi-geligi rata;
  25. Antara gigi-gigi tak ada celah;
  26. Gigi putih bersih;
  27. Lidah panjang;
  28. Suara bagaikan suara Brahma;
  29. Mata biru;
  30. Bulu mata lentik, bagaikan bulu mata sapi;
  31. Diantara alis-alis mata tumbuh sehelai rambut halus, putih bagaikan kapas yang lembut; dan
  32. Kepala bagaikan berserban.

Secara umum, ke 32 Lakkhana ini sangatlah jarang terdapat/ dimilki oleh satu manusia, atau dengan kata lain, setiap manusia hanya terdapat 1 atau 2 Lakkhana. Dalam penjabaran Lakkhana Sutta, hanya Sang Tathagata (Sang Budha)-lah yang memiliki ke 32 Lakkhana ini dengan sempurna pada kelahiran mana pun dan dimana pun.

Lalu bagaimana dengan seseorang yang tidak mempunyai satu pun dari ke 32 Lakkhana ini? Akankah ia akan menjadi pengikut bagi orang lain?

Manusia yang tidak memiliki sama sekali Lakkhana ini tidak akan jadi pengikut bagi orang lain. Ingat, Lakkhana ini hanyalah ciri dari pemimpin dunia. Seseorang tidak semuanya ditakdirkan jadi seorang pemimpin, tetapi seseorang pasti akan ditakdirkan untuk menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Ia akan menjadi pemimpin bagi raga/ badannya dan pikirannya. Apabila seseorang sudah dapat memimpin raga dan pikirannya dalam hal yang positif, maka dialah yang pantas disebut dengan “Pemimpin Sejati”.

Jadi untuk menjadi pemimpin dunia adalah hal yang kecil kemungkinannya, tetapi untuk menjadi pemimpin sejati bagi diri pribadi adalah hal yang tidak mustahil jika kita masing-masing mau mencoba untuk mengendalikan diri kita sendiri.

Namo Buddhaya,


MdP. Sutrisno




No comments:

Post a Comment

Kata Bijak :