"SELAMAT DATANG DI BLOG INI - SEMOGA ANDA MENDAPATKAN APA YANG ANDA CARI DI SINI"

Saturday, June 8, 2013

Gaya kepemimpinan dihubungan dengan kematangan anak buah




Gaya Kepemimpinan Dihubungkan Dengan Kematangan Anak Buah


Pemimpin yang berhasil adalah mereka yang selain memiliki kemampuan pribadi tertentu, juga mampu membaca keadaan anak buah dan linkungannya.
Yang harus diketahui tentang anak buah adalah kematangan mereka, sebab ada kaitan langsung antara gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan dengan tingkat kematangan anak buah, agar pemimpin memperoleh ketaatan atau pengaruh yang memadai. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat kematangan anak buah adalah dengan melihat kemampuan (Ability) dan semangat (Willingness) mereka dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya.


Kemampuan berkaitan dengan keahlian seseorang. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan dalam bidang tertentu, jika ia mempunyai keahlian, pengetahuan, dan pengalaman untuk melaksanakan tugas dalam bidang itu.

Semangat berhubungan dengan motivasi seseorang. Seseorang dikatakan bersemangat untuk melaksanakan tugas tertentu, jika ia merasa bahwa tugas itu penting dan ia yakin akan kemampuannya untuk melaksanakan tugas tersebut.

Menurut Hersey dalam bukunya “Situasional Leadership, Perception and the Impact of Power  (1981), berdasarkan empat tahap tingkat kematangan anak buah, dapat diterapkan empat macam gaya kepemimpinan. Model gaya kepemimpinan Hersey ini bertolak dari pendekatan situasional (bakat dan situasional). Menurut pendekatan situasional, tidak ada gaya kepemimpinan yang selalu paling efektif untuk diterapkan dalam setiap situasi. Gaya kepemimpinan akan efektif jika dikaitkan dengan tingkat kematangan anak buah. 

Keempat gaya kepemimpinan tersebut yaitu :

1.    Gaya Penuntutan
2.    Gaya Penawaran
3.    Gaya Pengikutsertaan, dan
4.    Gaya Pelimpahan

Gaya Penuntutan :

Gaya kepemimpinan ini diterapkan jika kondisi anak buah masih belum matang. Anak buah yang belum memiliki kemampuan dan semangat untuk memikul tanggungjawab atas tugas yang dibebankan kepadanya, memerlukan petunjuk serta pengawasan yang  jelas dan terperinci.

Gaya kepemimpinan ini disebut penuntutan, karena pemimpin dituntut untuk menegaskan peran dan menuntun anak buah tentang apa, bilamana, dimana, dan bagaimana tugas harus dilaksanakan. Gaya kepemimpinan ini lebih ditekankan pada upaya penugasan. Upaya pendukungan (pemberian dukungan)hanya dilakukan sekedarnya saja, karena pendukungan yang terlampau banyak akan disalahartikan sebagai pemberian kemudahan, yang akan membuat anak buah kurang bersemangat untuk berprestasi.

Gaya Penawaran :

Gaya kepemimpinan ini diterapkan jika kondisi anak buah telah agak matang, dimana mereka telah memiliki semangat untuk melaksanakan tugas, tetapi belum diimbangi dengan kemampuan yang memadai.

Gaya kepemimpinan ini disebut penawaran, karena pemimpin harus tetap memberi petunjuk yang banyak kepada anak buahnya. Melalui komunikasi dua arah, pemimpin berusaha menjelaskan mengapa tugas ini harus dikerjakan, sehingga anak buah kemudian “membeli” tugas itu dan merasakan sebagai miliknya sendiri.
Dalam tingkat kematangan seperti ini, selain diperlukan upaya penugasan yang tinggi, karena mereka belum memiliki kemampuan yang memadai, juga diperlukan upaya pendukungan yang tinggi untuk memelihara dan meningkatkan semangat yang telah mereka miliki.

Gaya Pengikutsertaan :

Gaya pengikutsertaan diterapkan jika kemampuan anak buah telah mencapai kematangan, tetapi mereka kurang memiliki kepercayaan diri dan semangat untuk melaksanakan tugas. Gaya kepemimpinan ini disebut pengikutsertaan, karena pemimpin dan anak buah bersama-sama berperan di dalam proses pengambilan keputusan. Pada tingkat kematangan anak buah seperti ini, upaya penugasan tidak begitu diperlukan lagi, namun upaya pendukungan harus  ditingkatkan dengan membuka lebar komunikasi dua arah serta memberikan  fasilitas yang cukup, dengan tujuan untuk memberikan dukungan atas kemampuan yang telah dimiliki anak buahnya.

Gaya Pelimpahan :

Gaya ini diterapkan jika anak buah telah mencapai tingkat kematangan, baik ditinjau dari segi kemampuan maupun semangat. Gaya ini disebut pelimpahan, karena anak buah dibiarkan bertindak sendiri dan menentukan kapan, dimana, dan bagaimana tugas harus dilaksanakan. Upaya penugasan hanya diperlukan sekedarnya saja.

Sejalan dengan itu, kematangan psikologis anak buah menyebabkan komunikasi dua arah serta upaya pendukungan tidak diperlukan lagi. Namun hal ini bukan berarti hubungan kerjasama dan saling mempercayai antara pemimpin dengan anak buah menjadi berkurang. Sebaliknya harus semakin ditingkatkan, hanya bentuknya semakin tidak langsung.



No comments:

Post a Comment

Kata Bijak :