Ciri Ideal Kepemimpinan (2) : Kemampuan bertumbuh dan berkembang
Dalam banyak organisasi, sering tidak ada pilihan lain kecuali menempatkan tenaga-tenaga spesialis dalam berbagai posisi kepemimpinan. Banyak alasan mengapa banyak organisasi bertindak demikian.
Beberapa diantaranya adalah :
1. Kebijakan yang dianut oleh organisasi yang bersangkutan dalam mengisi lowongan managerial yang terdapat di dalam organisasi, ialah dengan cara mempromosikan tenaga-tenaga yang sudah ada di dalam organisasi tersebut. Kebijakan ini biasa disebut dalam istilah “promotion from within”.
1. Kebijakan yang dianut oleh organisasi yang bersangkutan dalam mengisi lowongan managerial yang terdapat di dalam organisasi, ialah dengan cara mempromosikan tenaga-tenaga yang sudah ada di dalam organisasi tersebut. Kebijakan ini biasa disebut dalam istilah “promotion from within”.
Kebijakan demikian memiliki beberapa segi positif, yaitu :
- Berdampak psikologis yang sangat positif bagi tenaga spesialis yang dipandang cakap dan mampu, yang diberi kesempatan meniti karier managerial yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan semangat pengabdiannya pada organisasi;
- Semakin terbukanya kemungkinan yang lebih luas untuk mengembangkan, menyalurkan dan memanfaatkan berbagai potensi yang terdapat di dalam organisasi;
- Tidak diperlukan biaya yang besar untuk merekrut tenaga-tenaga managerial di luar organisasi;
- Tidak kehilangan waktu yang berharga, yang memang diperlukan oleh tenaga-tenaga dari luar untuk melakukan orientasi, akulturasi, dan sebagainya agar mereka mempunyai persepsi yang sama tentang berbagai hal yang menyangkut kehidupan organisasi, seperti falsafah yang dianut, tujuan dan berbagai sasaran yang ingin dicapai, nilai-nilai organisasional yang berlaku, dan sebagainya, yang merupakan hal-hal yang sudah dimiliki oleh mereka yang sudah lama berada di dalam organisasi;
- Tidak terjadi kekosongan yang dapat mengakibatkan terjadinya disrupsi dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan organisasi.
3. Tidak
tersedianya, atau sulitnya memperoleh tenaga-tenaga pimpinan dari luar
organisasi.
Pentingnya kemampuan bertumbuh
dan berkembang lebih jelas lagi terlihat apabila diingat bahwa setiap
organisasi bergerak dalam suatu lingkungan yang dinamik dan selalu berubah.
Tepatlah ungkapan yang mengatakan bahwa seorang atau suatu organisasi “harus terus berlari hanya untuk sekedar
tetap berada di tempat”. Berhenti “berlari”
berarti akan ketinggalan, dan ketertinggalan berarti kemunduran. Kemunduran
berarti ketidakberhasilan mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang telah
ditentukan sebelumnya.
Penempatan tenaga-tenaga spesialis
guna menduduki jabatan kepemimpinan akan menuntut :
1. Upaya mengubah orientasi dan persepsi tenaga specialis tersebut, dari orientasi dan persepsi yang inkrementalistik atau atomistik menjadi orientasi yang holistik, integralistik dan generalis. Untuk maksud tersebut, mereka perlu dilibatkan mengikuti program-program pengembangan eksekutif yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dan nyata dari organisasi yang bersangkutan. Bisa saja kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan tersebut dilaksanakan secara “in house”, yaitu dengan merekrut peserta di dalam organisasi itu sendiri, atau di titip pada satu lembaga pendidikan tertentu pada waktu di luar jam kerja atau saat jam kerja.
2. Apabila organisasi merasa tidak perlu menyelenggarakan sendiri progran pengembangan eksekutif, para tenaga manajerial baru itu didorong dan bahkan dituntut untuk mengembangkan diri sendiri yang caranya diserahkan kepada masing-masing. Dorongan demikian menjadi lebih besar apabila organisasi bersedia membiayai usaha para calon tenaga managerial tersebut, baik seluruhnya maupun sebagian.
1. Upaya mengubah orientasi dan persepsi tenaga specialis tersebut, dari orientasi dan persepsi yang inkrementalistik atau atomistik menjadi orientasi yang holistik, integralistik dan generalis. Untuk maksud tersebut, mereka perlu dilibatkan mengikuti program-program pengembangan eksekutif yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dan nyata dari organisasi yang bersangkutan. Bisa saja kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan tersebut dilaksanakan secara “in house”, yaitu dengan merekrut peserta di dalam organisasi itu sendiri, atau di titip pada satu lembaga pendidikan tertentu pada waktu di luar jam kerja atau saat jam kerja.
2. Apabila organisasi merasa tidak perlu menyelenggarakan sendiri progran pengembangan eksekutif, para tenaga manajerial baru itu didorong dan bahkan dituntut untuk mengembangkan diri sendiri yang caranya diserahkan kepada masing-masing. Dorongan demikian menjadi lebih besar apabila organisasi bersedia membiayai usaha para calon tenaga managerial tersebut, baik seluruhnya maupun sebagian.
Para tenaga pimpinan baru,
setelah mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan menagerial, akan mengalami
paling sedikit tiga perubahan, yaitu :
- Perubahan wawasan; yang tadinya mungkin sempit dan spesialistik, menjadi wawasan yang luas dan generalis;
- Perubahan sikap mental dan perilaku; yang tadinya berorientasi pada hal-hal yang teknis operasional, menjadi sikap dan perilaku yang berorientasi pada hal-hal yang sifatnya strategik;
- Perubahan persepsi peranan; yang semula mungkin bersifat mekanistik berubah menjadi persepsi yang didasarkan pada pentingnya “human skills”.
No comments:
Post a Comment