Ciri Ideal Kepemimpinan (1) : Pengetahuan Umum Yang Luas
Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak sebagai seorang generalis. Itu berarti ia dituntut untuk memiliki kemampuan melihat dan memperlakukan seluruh satuan kerja dalam organisasi dengan persepsi dan pendekatan yang holisik, bukan dengan persepsi dan pendekatan yang inkrementalistik, apalagi yang atomistik. Persepsi dan pendekatan yang inkrementalistik atau yang atomistik dapat diberikan jika pimpinan yang bersangkutan berada pada bagian bawah dari hirarki kepemimpinan dalam organisasi yang memang dituntut memiliki pengetahuan yang spesialistik.
Demikian pula, tidak ada
salahnya, apabila karena latar belakang pendidikan dan pengalamannya, seorang
pemimpin puncak memiliki pengetahuan yang spesialis. Pengetahuan spesialis
tersebut hanya akan menjadi penghalang bagi efektivitas kepemimpinannya
apabila, pengetahuan tersebut berakibat pada pemberian perhatian yang tidak
proporsional (berlebihan atau terpusat) pada satuan kerja tertentu dalam
organisasi, hanya karena satuan kerja itu terlibat dalam berbagai kegiatan yang
kebetulan secara ilmiah menjadi bagian dari pengetahuan spesialis yang
dimilikinya.
Analogi yang dapat digunakan
untuk menggambarkan perbedaan antara
pendekatan yang generalis dan spesialis ialah dengan mengatakan bahwa, apabila
seseorang menduduki posisi puncak dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia
dituntut untuk mengenali “hutan di mana
ia berada, bukan lagi mengenali pohon-pohon yang terdapat di dalam hutan
tersebut”.
Perbedaan pendekatan yang
generalis dan specialis dapat dilihat pada kepemimpinan seorang Rektor di
sebuah Perguruan Tinggi. Seorang Rektor Universitas, tentu diharapkan mampu
memberikan perhatian yang sama intensitasnya kepada semua fakultas, badan atau
lembaga yang terdapat di dalam lingkungan universitas tersebut, dan tidak
menganakemaskan salah satu fakultas, meskipun secara kebetulan ia memiliki
kemampuan specialis (atau berasal) dari fakultas tertentu. Jika ia seorang
pakar ekonomi, maka sebagai Rektor yang efektif ia tidak memberikan perhatian
yang lebih besar kepada fakultas ekonomi dibanding fakultas atau lembaga
lainnya.
Contoh lainnya, demikian pula, seorang dokter spesialis kandungan, haruslah berpikir dan bertindak holistik dan generalis, apabila ia diangkat menjadi pimpinan (kepala) sebuah rumah sakit umum.
No comments:
Post a Comment