"SELAMAT DATANG DI BLOG INI - SEMOGA ANDA MENDAPATKAN APA YANG ANDA CARI DI SINI"

Saturday, June 15, 2013

Debat


D E B A T



Tujuan Debat


Debat berlainan tujuannya dengan diskusi. Dalam debat setiap pihak berusaha memenangkan pandangannya, tetapi tidak secara membabi buta, melainkan secara terarah dan teratur. (mencapai kemenangan dengan bersilat lidah). Perbedaan dengan diskusi terletak didalam metode dalam tujuan dan dalam hasilnya.


Persamaannya dengan diskusi; keduanya merupakan tukar menukar pikiran secara teratur. Debat menuntut konsentrasi, ketajaman berpikir, ketrampilan menangkis dan kemampuan mendengarkan. Dalam debat tidak ada kompromi demi “damai” di antara pihak-pihak yang berdebat itu. Sikap ini sering baik, khususnya dalam rangka pembinaan dan pengembangan hidup berdemokrasi, terutama dalam suatu masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh feodalisme. Memang dapat diterima bahwa yang segar, yang sehat dan tegas itu lebih baik dari pada berdamai terus dengan yang lapuk, buruk dan plin-plan.








Cara Berdebat


Debat biasanya kurang halus dan agak panas, karena pihak-pihak yang bersangkutan berjuang sekuat tenaga untuk menang. Seperti dalam setiap perjuangan, dalam debat orang dapat saja menggunakan cara yang jujur (fair) dan yang licik (unfair), sehingga tidak jarang orang menggunakan pedoman “tujuan menghalalkan segala cara” (machiavelisma), di mana cara dan taktik apa pun digunakan untuk menang. Yang terutama bukan kebenaran atau pengertian yang lebih mendalam (seperti halnya dalam diskusi) melainkan kemenangan. Kadang pendapat yang baik atau yang benar dapat kalah, jika pihak yang bersangkutan tidak pandai menggunakan taktik-taktik berdebat dengan tepat.

Dalam debat unsur subyektif sangat berpengaruh. Sering perasaan dan emosi lebih mendasari suatu pandangan dari pada fakta. Tak jarang perdebatan sewaktu-waktu meruncing menjadi panas, khususnya dalam perdebatan ideologis. Orang mudah sekali dikuasai oleh emosi dan tidak lagi berpikir secara rasional. 

Apakah perdebatan semacam itu masih berguna? Apakah hubungan pribadi karenanya tidak menjadi buruk? Mungkin, tetapi ada segi positifnya. Mereka yang terlibat di dalamnya terpaksa mencari pengertian yang lebih mendalam dan lengkap, terpaksa memperhatikan segi-segi yang tak pernah kita bayangkan. Dengan diserang, kita terpaksa memikirkan kembali posisi sendiri sampai lebih jelas dan sungguh kuat.

Dengan berpikir sendiri-sendiri saja, jarang seseorang mencapai pengetahuan yang mendalam, tetapi dalam pembelaan, mau tak mau kita harus menyusun pandangan yang lebih tepat. Semakin tajam serangan semakin kuat argumen untuk membuktikan kebenaran pendapat kita. Yang tidak tahan uji akan roboh, sebaliknya, yang tahan uji akan lebih segar bugar. Jadi janganlah kita menghindari perdebatan, biarpun kita dicakar-cakar.


Langkah-langkah dan petunjuk-petunjuk yang harus ditempuh dalam debat


Sebelum Perdebatan :
  1. Mempelajari bahan/ materi;
  2. Menentukan topik;
  3. Menyusun argumentasi;
  4. Menyesuaikan dengan bentuk perdebatan : Debat dengan sistem hukum/Juri (netral/tidak mampu/berat sebelah) atau Debat tanpa hakim/juri.
  5. Konsentrasi jiwa dan raga;
  6. Latihan dengan kawan yang berperan sebagai “lawan debat”


Selama Berdebat :

  • Sikap pendebat : suara lantang, sopan, penuh semangat dan spontan;
  • Hati-hati dalam mengemukakan argumen (jangan argumen – sekaligus);
  • Jangan tunda-tunda jika memiliki argumen yang kuat;
  • Hindari mendikte/ menggurui;
  • Memiliki daya tahan yang kuat (psikis, mental dan fisik), ketekunan dan kesabaran;
  • Beri kesempatan kepada lawan untuk menutupi kekalahan (beri kesempatan mundur tanpa kehilangan muka), taktis, dan teknis;
  • Tetap pada tema dan tujuan debat.

Berbagai Taktik Debat


a. Menolak argumen lawan secara langsung :
  • Mana faktanya?;
  • “sebabnya bukan itu!”

b. Menolak argumentasi lawan secara tidak langsung
  • Gunakan pisau analisa;
  • Bandingkan dengan hal yang sejajar, serupa dan dikenal (sudah terjadi), prinsip yang digunakan sama dengan sesuatu yang “sama” atau “serupa” harus dinilai atau diberlakukan secara sama pula;
  • Bersikaplah konsekuen;
  • Bercerminlah pada diri sendiri;
  • Bagaimanakah kalau semua berbuat demikian;
  • Tambah ini, tambah itu ......;
  • Stop!


c. Menggunakan argumentasi lawan sendiri
  • Melebih-lebihkan;
  • Mengubah ucapan lawan sedikit. 

d. Menunjuk pada segi/ sudut lain dari pendapat/ argumen lawan :

  • Tiada gading yang tak retak;
  • Berdialektika. 

e. Mengalihkan pokok pembicaraan kepada hal-hal lain :
  • Melarikan diri dari hal-hal umum;
  • “Jikalau” dan “akan tetapi”;
  • Salah tarik;
  • Mencap;
  • Mensitir;
  • Main tersinggung.



f. Menghindari pokok pembicaraan :
  • Menolak tema;
  • Menyerang dari belakang;
  • Melantur;
  • Caranya ditolak. 

g. Menyerang dengan semu :
  • Mengambil hati (capt atio benevolentiae);
  • Dilema semu





Bahan Bacaan :
  1. Drs. Chris Sinar Key Timu, Debat, Ret-ret Nasional Mahasiswa Katolik,  Jakarta 23 Jan. – 08 Peb. 1979;
  2. F. Dahler SJ, Debat, Ret-ret Nasional Mahasiswa Katolik,  Jakarta 23– 08 Pebruari 1999;
  3. Seksi Muda/i Komisi Kerawam KAWI, Pendampingan Muda-mudi, Seri Pastoral No. 71; 
  4. Pusat Pastoral, Yokyakarta 1983.



No comments:

Post a Comment

Kata Bijak :