MANAJEMEN STRES
Akibat yang ditimbulkan oleh stres
Beberapa akibat yang sering terjadi
akibat stres adalah :
1. Physical Outcomes, yaitu akibat stres yang
berimplikasi pada fisik seseorang. Seringkali stres yang tidak termanage dengan
baik, akan membuat fisik seseorang menjadi lemah dan akhirnya sakit, bahkan
berujung pada kematian. Banyak kasus hipertensi, gagal jantung, gangguan
pernafasan, gangguan seksual, hingga kematian.
2. Psychological Outcomes, yaitu akibat stres yang merujuk
kepada kondisi mental seseorang. Hal ini sering dijumpai. Banyak orang yang
stres menjadi trauma, mengalami gangguan mental bahkan, yang berbahaya orang
tersebut menjadi ingin melukai atau membunuh seseorang. Di Indonesia sendiri,
pasca krisis moneter yang melanda menjelang tahun 2000 lalu, banyak orang yang
mengalami gangguan mental lantaran tidak dapat menerima kenyataan. Di Jepang,
setiap tahun dilaporkan ribuan orang bunuh diri lantaran tidak kuat menanggung
stres yang dialaminya serta banyak contoh lain di lingkungan sekitar kita.
3. Behavioral Outcomes, yaitu akibat stres yang berimplikasi pada behavior seseorang. Inilah yang sekarang membuat banyak
organisasi merasa perlu memanage stres. Bahwa stres, dalam batas wajar dan
seimbang, membuat seseorang termotivasi yang pada akhirnya berimplikasi pada
peningkatan kinerja.
Shani and
Lau (2005, 320) menyatakan : “when the
individuals experiences a low level of stress, he or she is not activated and
doesn’t evince improved performance : when the individual experiences too high
a level of stress, he or she spend more time and other resources in coping with
stress. Thus, a moderate amount of stress causes the individual to be activated
and to expend maximal energy in job performance”. Untuk itu, stres di
organisasi sebenarnya sangat diperlukan, untuk meningkatkan kinerja seseorang.
Dalam menentukan target, pimpinan sebaiknya memberikan target yang menantang,
cukup sulit, namun dapat dikerjakan. Hal ini akan membuat setiap orang dalam
organisasi itu termotivasi dan berimplikasi pada peningkatan kinerjanya.
Sebuah
penelitian di Inggris menyatakan bahwa pelatih yang senantiasa mematok target
relatif tinggi bagi timnya, misalnya juara, terbukti pada akhir musim, timnya
berada pada posisi lebih tinggi dibandingkan tim lain, dengan kualitas dan
reputasi sama, namun di awal musim, pelatihnya hanya mematok target “setidaknya
berada dalam posisi 5 besar”. Hal ini terjadi, karena target pelatih tim
pertama itu menjadi stimulus bagi anggota timnya untuk bekerja keras, bermain
tanpa kompromi dan penuh semangat sepanjang musim. Mereka yakin bahwa mampu
mengalahkan tim-tim yang secara materi jauh lebih bagus.
Berkaitan
dengan hal itu Mosley, Meggison dan Pietri (2005, 365) berfalsafah “Life is full of stressor that can
stimulate, energize, and aid in such positive outcomes as individual health and
high productivity. We call the constructive dimensions of positive stress :
eustress”.
4. Burnout. Mosley, Meggison dan Pietri
(2005, 370) mendefinisikan burnout sebagai
: “a stress related malady that generally
originates in the setting where people invest most of their time and energy”.
Sementara itu Shani and Lau (2005, 320) mendefinisikan burnout sebagai : “a combined
physical, mental, and emotional exhaustion arising from the cumulative effects
of prolonged stress”. Burnout
sangat berbahaya bagi orang itu sendiri dan merugikan organisasi.
Seseorang
yang berada pada phase burnout, akan
mengalami penurunan produktivitas yang sangat drastis, kesulitan untuk
berkonsentrasi, dan seringkali terjerumus ke obat-obatan terlarang, minuman
keras, rokok yang berlebihan sebagai pelariannya. Untuk itu sedapat mungkin,
fase burnout ini dideteksi dari awal
dan dicegah. Golembiewski and Munzenrider (1988, pp 19- 28) yang melakukan
penelitian mengenai burnout,
menyimpulkan bahwa orang-orang yang beresiko mengalami burnout berasal dari 3 kategori : “First, they experience stress caused predominantly by job-related
stressors. Second, they tend to be idealistic and/ or self-motivated achievers.
Third, they tend to seek unattainable goals.”
No comments:
Post a Comment