MANAJEMEN STRES
Penyebab Stres (Stressor)
Mc Shane and Von Glinow (2003, 200) mendefinisikan stressor sebagai : “the cause of stress, including any environtmental conditions that place a physical or emotional demand on the person”. Stres, dapat timbul mulai dari kehidupan pribadi tiap orang, misalnya hubungan kekerabatan, rumah tangga. Stres juga dapat timbul dari dalam diri seseorang, misalnya orang yang memang secara personal memiliki kecenderungan rapuh sehingga mudah stres, sampai yang kompleks misalnya stres yang timbul dalam organisasi tempat seseorang bekerja.
Karena modul ini menitikberatkan
pada manajemen stres dalam organisasi tempat seseorang berkarya, maka
pembahasan akan difokuskan mengenai penyebab work related stressor.
Mc Shane and Von Glinow (2003, 200)
membagi work related stressor menjadi
4 kategori yaitu :
1. Physical Environtmental Stressor, yaitu stressor yang berkaitan dengan kondisi fisik lingkungan kerja yang
dirasakan kurang nyaman oleh anggota organisasi sehingga menimbulkan stres,
misalnya kebisingan yang berlebihan, penerangan yang buruk di tempat kerja, bau
yang tidak sedap, hingga design furniture maupun design ruang kerja. Dalam
banyak kasus, seringkali hal ini membuat menurunnya kinerja karyawan.
2. Role - Related Stressor, yaitu stressor yang timbul berkaitan dengan peran seseorang dalam
organisasi tersebut. Ada 4 macam role-related
stresor yang sering terjadi dalam organisasi, yaitu :
a. Role conflict, yaitu stressor yang berkaitan dengan konflik
akibat peran yang diemban seseorang dalam organisasi. Adanya rangkap jabatan,
seringkali membuat seseorang merasa stres.
b. Role ambiguity, yaitu stressor yang berkaitan dengan
ambiguitas peran yang harus dilakukan seseorang dalam organisasi.
Ketidakjelasan job description, kewenangan, ataupun posisi seseorang dalam
organisasi seringkali menyebabkan seseorang menjadi stres.
c. Workload- Work underload, merupakan stressor yang paling sering ditemui
dalam organisasi. Manakala seseorang diminta untuk menyelesaikan terlalu
sedikit atau terlalu banyak pekerjaan, atau bisa saja terlalu mudah atau
terlalu sulit bagi dirinya, hal itu akan menimbulkan stres bagi yang
bersangkutan.
d. Task control. Stressor ini juga termasuk sering terjadi dalam organisasi. Ketika
seseorang tidak atau kurang memiliki kontrol serta wewenang atas pekerjaan yang
harus mereka kerjakan, maka orang tersebut akan mengalami stres. Pengawasan
yang berlebihan dari pimpinan terhadap apa dan bagaimana seseorang
menyelesaikan tugasnya seringkali menimbulkan stres bagi orang tersebut.
3. Interpersonal stressor, yaitu stressor yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal dalam organisasi. Adanya pelecehan seksual, ancaman, konsumen
yang terlalu banyak komplain, kolega yang tidak kooperatif, ataupun pimpinan
yang tidak obyektif, atau kebijakan yang tidak transparan seringkali
menimbulkan stres bagi orang yang mengalami hal tersebut.
4. Organizational Stressor, yaitu stressor yang berhubungan dengan perkembangan organisasi. Adanya
rencana perampingan organisasi, merger ataupun akusisisi, serta berbagai perubahan
yang direncanakan akan dilakukan dalam organisasi seringkali menimbulkan stres
bagi anggota organisasi tersebut.
No comments:
Post a Comment