"SELAMAT DATANG DI BLOG INI - SEMOGA ANDA MENDAPATKAN APA YANG ANDA CARI DI SINI"

Tuesday, June 25, 2013

Definisi stres (Manajemen stres-1)

             MANAJEMEN STRES         



Definisi Stres


Mc Shane and Von Glinow (2003, 198) mendefinisikan stres sebagai: “an adaptive response to a situation that is perceived as challenging or threatening to the person’s well being“.


Dalam definisi itu, stres lebih mengarah kepada reaksi seseorang terhadap kondisi atau pun situasi yang dia alami, dan bukan mengarah ke kondisi atau pun situasi itu sendiri. Merujuk pada definisi tersebut, stres dipandang sebagai suatu proses adaptasi seseorang terhadap suatu situasi yang dianggap menantang atau menghambatnya. Coba anda bayangkan, perasaan apa yang anda rasakan ketika mendadak anda diminta untuk berlenggak lenggok bak model di hadapan orang banyak, padahal anda bukanlah seorang model. Apa yang anda rasakan ketika anda bermain bungee jumping? Atau, apa yang mungkin anda masih mengingat sesaat sebelum anda memasuki ruang sidang tugas akhir yang menentukan hidup mati anda setelah mengenyam pendidikan di Strata 1 dulu. Apa yang anda rasakan? Gugup? Gelisah? Menelan ludah berkali kali? Badan panas dingin? Well, itu adalah bagian dari proses stres tersebut. Namun, ketika anda sudah berhasil menguasai situasi tersebut, maka rasa itu akan hilang. Ketika anda berada dalam ruang sidang, dan anda berhasil menjawab pertanyaan pertama dari dewan penguji, maka ada perasaan lega dalam diri anda, perasaan bahwa anda sudah dapat menguasai keadaaan. Itu berarti, anda sudah berhasil menguasai diri anda terhadap stres yang anda alami.

Dengan adanya berbagai perasaan tersebut, yang sebenarnya merupakan suatu respons tubuh kita atas kejadian yang kita alami, maka Hans Selye, mendefinisikan stres sebagai : “the nonspesific response of the body to any demand made upon it”.

Orang pertama yang mempublikasikan penelitian mengenai stres adalah Dr. Hans Selye. Selye menemukan bahwa seseorang memiliki respons yang konsisten manakala dia menghadapi situasi yang dapat menyebabkan stres. Respons tersebut, oleh Selye, dinamakan General Adaption System, yang secara otomatis membantu kita untuk beradaptasi dan mengatasi situasi stres tersebut.

Shani and Lau (2005, 3) mendefinisikan General Adaption System sebagai : “a defensive reaction to environtmental demand that is perceived as threatening”. Ada 3 stage dalam General Adaption System, yaitu :

  1. Alarm reaction ; dalam tahap ini, adanya situasi yang dipersepsikan atau dirasakan menantang maupun menghambat, akan menyebabkan otak kita, secara otomatis mengirimkan pesan biologis terhadap bagian-bagian tubuh. Sehingga muncullah perasaan tegang, keringat dingin, meningkatnya detak jantung, tekanan darah, perasaan selalu ingin buang air dan berbagai macam respons lainnya. Dalam hal ini, kondisi fisik seseorang berada dalam tingkat yang lemah dan tidak produktif. Saat situasi ini, seringkali yang dapat dilakukan hanya diam dan menenangkan pikiran, mencoba menguasai kondisi. Tahap ini, seringkali memakan korban jiwa, apabila seseorang mengalami shock yang berlebihan. Banyak kasus kematian akibat stres dilaporkan di Jepang, dan setelah diteliti, kebanyakan akibat shock yang berlebihan sehingga orang tersebut tidak dapat bernafas, gagal jantung atau tekanan darah terlalu tinggi.
  2. Resistance ; setelah mengalami alarm reaction, dan mampu mengatasi keadaan, seseorang akan masuk tahap resistance. Dalam tahap ini, seseorang sudah mulai mampu menguasai keadaan, berpikir jernih untuk menghadapi sumber stres tersebut. Namun perlu diingat, dalam organisasi, seringkali seseorang berhadapan dengan multi sumber stres secara bertubi tubi, situasi inilah yang seringkali membuat orang rapuh terhadap stres di tempat kerja, di rumah tangga, ataupun dalam lingkungan sosial lain, sehingga melakukan perbuatan bodoh, seperti bunuh diri.
  3. Exhaustion; setiap orang, memiliki kapasitas yang berbeda-beda untuk menghadapi stresor. Sampai suatu saat, orang tersebut merasa tidak mampu untuk menghadapi situasi tersebut. Jika anda merasakan hal ini, maka anda sudah berada dalam tahap exhaustion, tahap yang sedapat mungkin anda hindari. Sebaiknya, anda segera bangkit mengatasi stres sebelum masuk tahap ini.


Ketika tahap resistance, sebenarnya orang dapat menguasai keadaan, bahkan mungkin dapat meningkatkan kinerjanya. Namun, dengan bertambahnya tekanan yang menyebabkan stres tersebut, bisa jadi orang mengalami tahap exhaustion ini.


No comments:

Post a Comment

Kata Bijak :