James M. Kouzez dan Barry Z.
Posner dalam buku mereka yang berjudul “The
Leadership Challenge (1987),
mengemukakan sepuluh komitmen kepemimpinan yang diharapkan dari setiap
pemimpin, yaitu :
A.
Mencari
peluang-peluang yang menantang
Pandangan ini berarti bahwa seorang pemimpin
diharapkan senantiasa berusaha agar “status
quo” atau “kemapanan yang statis” tidak perlu dipertahankan, namun sebaliknya
segera harus diubah demi penyesuaian dengan gelombang perubahan yang terjadi.
Agar komitmen tersebut dapat terlaksana secara nyata
dalam kehidupan organisasi, maka diperlukan langkah-langkah strategis, antara
lain :
1) Memperlakukan
setiap penugasan kerja (assigment)
sebagai suatu “petualangan” yang menggairahkan dan penuh dengan harapan untuk
dapat menemukan rahasia atau misteri baru sukses masa depan.
2) Secara
aktif memiliki kepedulian dan mempertanyakan setiap “status quo” atau “kemapanan yang statis” dan secara
sungguh-sungguh selalu mencari strategi maupun cara yang tepat untuk merubah
keadaan sehingga dapat merencanakan perubahan atau peluang baru.
B.
Berani
mencoba dan bersedia menanggung resiko
Komitmen ini mempunyai maksud sama dengan memiliki
tekad yang kuat dan keikhlasan yang dalam untuk berusaha belajar dari keberhasilan
dan kegagalan, meskipun terpaksa harus membayar harga pengalaman dengan mahal
dan konsekwensinya yang besar.
Pemimpin dalam konsep ini memandang betapa pentingnya
keberanian untuk bersedia “menanggung resiko” sebagai akibat usaha untuk lebih
maju. Bahkan banyak yang meyakini bahwa menjadi pemimpin adalah kesediaan hidup
dengan alam kehidupan yang penuh resiko.
Dengan pandangan yang demikian, pemimpin wajib berusaha untuk mengembangkan
tata nilai dan budaya kerja yang penuh dengan kesetiaan semua anggotanya untuk
berani mencoba dan menanggung resiko.
Upaya-upaya untuk mencapai hal tersebut sebagai
berikut :
1) Menciptakan
mekanisme guna menampung ide-ide inovatif;
2) Mulai
melakukan percobaan dalam skala kecil;
3) Membentuk
kelompok kerja inovatif;
4) Menghargai
setiap pekerjaan;
5) Menganalisa
hasil percobaan; dan
6) Membina
mental berani mencoba.
C.
Memimpin
masa depan
Konsep ini berarti bahwa setiap pemimpin harus
menampilkan pribadi yang memancarkan suatu visi atau pandangan ke depan tentang
gambaran wujud masa depan dengan kuat. Tugas pemimpin yang utama adalah
menciptakan visi yang jelas demi peningkatan kehidupan masa depan organisasi
dan manusia dalam organisasinya.
Ada beberapa prinsip yang perlu dipraktekan secara
nyata dalam mengembangkan komitmen ini, yaitu :
1) Mawas
diri (mengenali diri secara benar);
2) Menetapkan
masa depan yang diharapkan;
3) Merancang
apa yang belum pernah dipikirkan orang lain;
4) Melatih
intuisi dan rasa; dan
5) Selalu
berorientasi ke depan.
D.
Membina
kesamaan visi
Ini berarti mengkomunikasikan visinya kepada semua
pihak yang terkait dengan upaya mewujudkan visinya. Upaya penyamaan visi oleh
pemimpin merupakan ketrampilan untuk memperhatikan adanya nilai-nilai,
peminatan, harapan dan mimpi yang ada maupun berkembang diantara anggota
organisasi. Dengan demikian maka visi pemimpin juga merupakan visi bersama dari
semua anggota yang dipimpinnya (share
vision).
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam usaha
penyamaan visi ini, yaitu :
1) Identifikasi
pihak yang perlu disamakan visinya;
2) Mencari
dasar-dasar kesamaan pandangan; dan
3) Mengadakan
interaksi yang intensif untuk menyamakan visi.
E.
Menggalang
kerjasama
Menggalang kerjasama atau mengupayakan agar
orang-orang bersedia untuk bekerja dalam satu kata dan semangat kebersamaan, adalah
tugas dari seorang pemimpin. Membina kerjasama pada prinsipnya adalah
meningkatkan keterpaduan potensi organisasi melalui penyamaan tujuan dan
membina saling percaya diantara anggota organisasi.
Beberapa hal yang perlu menjadi kepedulian, yaitu :
1) Menciptakan
kebersamaan;
2) Menciptakan
peluang interaksi;
3) Menciptakan
keterbukaan;
4) Tidak
terpaku kegagalan masa lampau;
5) Melibatkan
pihak lain dalam setiap proses; dan
6) Mengembangkan
suasana saling percaya.
F.
Memperkuat
mitra kerja
Ini berarti bahwa pemimpin berkewajiban untuk membagi
atau memberikan kekuasaan dalam informasi yang dimilikinya, agar semua pihak
yang terlibat dalam proses pembaharuan mempunyai kekuatan atau sumberdaya gerak
pembaharuan yang sama.
Beberapa upaya yang dapat dikembangkan, yaitu :
1) Mengenal
setiap mitra kerja;
2) Mengembangkan
kemampuan hubungan antar pribadi;
3) Melayani
pihak lain lebih tulus;
4) Mengembangkan
keleluasaan pihak lain untuk bertanggungjawab;
5) Mengembangkan
keterbukaan informasi bagi semua; dan
6) Membina
kemitraan dengan memberikan dukungan.
G.
Menunjukan
ketauladanan
Ini berarti bahwa seorang pemimpin mempunyai kewajiban
untuk membuat orang lain dapat berbuat dengan senantiasa memberikan contoh atau
jalan awal bagi pertumbuhan selanjutnya. Menyamakan dasar-dasar filosofi dan
nilai-nilai, memahami nilai-nilai utama yang diterima oleh individu dan
kelompok adalah langkah yang strategis.
Beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan untuk ini,
yaitu :
1) Jangan
melewatkan peluang yang ada;
2) Menciptakan
lebih banyak peluang untuk penyebaran visi dan jiwa pembaharuan;
3) Memelihara
citra sebagai pemimpin yang konsisten dalam merealisasikan visinya; dan
4) Menjadikan
setiap peluang sebagai kesempatan besar.
H.
Merencanakan
keberhasilan bertahap
Disamping mempunyai rencana yang besar dalam
mewujudkan visinya, pemimpin berkewajiban pula untuk membuat rencana secara
bertahap sesuai dengan peluang dan kemampuan yang mungkin dilakukan dalam
setiap laju perkembangan.
Jadi, pada dasarnya seorang pemimpin harus mampu
menciptakan keberhasilan-keberhasilan kecil secara bertahap dan
berkesinambungan dengan membina komitmen yang mendalam dari semua pihak yang
terkait.
Untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan, yaitu :
1) Membuat
rencana yang cermat;
2) Menciptakan
model-model pembaharuan;
3) Menyelesaikan
setiap tahap pembaharuan dengan tuntas;
4) Memanfaatkan
proses penerimaan inovatif dengan wajar; dan
5) Memberikan
kesempatan untuk bebas memilih.
I.
Menghargai
setiap peran individu
Pemimpin harus mampu manghargai setiap peran yang
telah dimainkan oleh semua pihak dengan ikut andil dalam menciptakan
keberhasilan. Dalam menghargai setiap peran individu, beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1) Tetapkan
ukuran kinerja;
2) Ciptakan
mekanisme pengukuran hasil kerja pembaharuan;
3) Ciptakan
sistem penghargaan yang kreatif;
4) Usahakan
keberhasilan diketahui umum;
5) Pantau
pra pembaharu yang berhasil secara benar; dan
6) Membantu
menyebarluaskan keberhasilan inovasi.
J.
Mensyukuri
setiap keberhasilan
Mensyukuri setiap keberhasilan, adalah kewajiban
setiap pemimpin menyangkut setiap keberhasilan bersama, bahkan perlu diupayakan
agar keberhasilan juga dijadikan kesempatan emas untuk mendidik dan mengajarkan satu nilai-nilai baru kepada
banyak pihak.
Untuk mencapai hal ini, ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan, yaitu :
1) Rencanakan
keberhasilan sebagai ajang belajar;
2) Tunjukan
komitmen dengan tertib secara langsung;
3) Menghargai
dan mencintai keberhasilan meski kecil sekalipun.
=================
No comments:
Post a Comment